Sisi Gelap Rembulan Sebagai Sebuah Ungkapan
Tapi dibalik terangnya bulan purnama, ada bagian bulan yang tidak kita perhatikan dan luput dari pengamatan,..
yaitu sisi gelap di balik sisi terang itu..
Pagi ini, saya berpapasan dengan tetangga kos di garasi kos-kosan,
dia sedang ngidupin motornya untuk berangkat kerja, kami sempatkan ngobrol seperti biasa.
Dia seorang karyawan sebuah perusahaan swasta nasional, posisi di perusahaan juga lumayan bagus.
Menurut perkiraan saya, gajinya juga lumayan lah.
"Kamu enak ya, sehari-hari nyantai, bebas kapan mau kerja, kapan mau istirahat,..
jam segini aja, masih ngelap motor kesayangan, padahal ini kan jam kerja", dia mulai pembicaraan,
"tidak seperti aku, jam sekian harus sudah ada di kantor, kerjaan selalu numpuk, jam istirahat sudah ditentukan,..
begitu juga jam pulang, sampai-sampai olah raga aja aku gak sempat, kecuali hari minggu, itupun kalau tidak ada lembur", lajut dia.
Saya tersenyum mendengar keluhan teman satu ini,..
"Itu kan menurutmu bro, sebenarnya kalau kamu tahu, betapa sulit dan repotnya seorang pebisnis itu,..
semua resiko kerugian ditanggung sendiri, ngurus karyawan sendiri, saingan selalu mengintai, siap-siap membantai kita di tikungan,..
belum lagi kalau dikejar-kejar suplier yang mau nagih hutang karena jatuh tempo," saya jawab saja sekenanya.
"Kalau menurutku, tidak banyak lho..orang yang bisa mencapai karir sepertimu sekarang,..
dan mereka rela membayar mahal lho,..
baik dengan materi ataupun tenaga dan pikiran untuk memperoleh posisimu saat ini", agak panjang juga saya menjawab keluhan dia.
Dia diam, mungkin berpikir, iya juga ya.
Memang begitulah manusia, sepertinya pepatah ini tetap belaku sampai kapanpun,..
"rumput tetangga tampak lebih hijau dibanding rumput di halaman kita sendiri".
Kebanyakan orang merasa kehidupan orang lain seakan lebih baik dari kehidupan kita sendiri, padahal "We don't see the darkside of the moon".
Iya kan, istilahnya kita tidak tahu sisi gelap rembulan, ada apa sebenarnya di sana.
begitu pula kita tidak tahu kehidupan orang lain yang sebenarnya.
Seperti saya dulu, ingin sekali menjadi seorang karyawan di perusahaan besar,
walaupun nantinya menjadi staf biasa saja, pikiran ini sudah yakin bahwa akan merasa puas dan bangga.
Saya adalah anak dari seorang pedagang,..
sedari kecil tiap hari menyaksikan orang tua berjualan, berkomunikasi, dan bertransaksi dengan orang lain,..
minimal saya sudah punya sense of busness yang diturunkan oleh orang tua.
Tapi tetep saja, saya melihat orang lain tampak lebih ok,..
yaitu ketika mereka pake baju kantor, bersepatu, rapi dan wangi, terlintaslah keinginan untuk jadi orang kantoran.
Dan beneran saya sempat jadi orang kantoran, karyawan perusahaan swasta.
Tapi belakangan baru menyadari bahwa jadi karyawan bukanlah passion saya,..
saya ingin bebas menentukan apa saja yang ingin dilakukan,..
akhirnya resign dari tempat kerja, dan saya lebih memilih menjadi seorang pedagang.
Menurut saya, sebaiknya kita melakukan apa yang menjadi tugas kita sebaik-baiknya,..
Seorang karyawan, jadilah karyawan terbaik dengan pengabdian yang maksimal untuk perusahaan,..
dan niatkan untuk ibadah, sehingga kita menjadi karyawan yang hebat.
Begitu pula seorang pebisnis, jadilah pebisnis yang terbaik, dengan senjata utama kejujuran,..
selain dengan niat ibadah, diharapkan juga bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
Belum ada Komentar untuk "Sisi Gelap Rembulan Sebagai Sebuah Ungkapan"
Posting Komentar