Segumpal Daging Itu Adalah...
Pagi ini, seperti biasa olah raga kecil, jalan cepat di pinggir kali dekat rumah.
Rutinitas yang sebelumnya membosankan, belakangan kembali menjadi pemacu semangat pagi hari.
Berjalan di sepanjang hamparan rumput, tanpa alas kaki, sandal ataupun sepatu, pemanasan sekedarnya, beberapa menit kemudian jalan kaki di atas rumput yang berembun, dimulai jam 07.20.
Sambil bernyanyi kecil, ditemani sinar hangat mentari pagi, terasa riang juga hati ini melangkahkan kaki satu demi satu.
Perasaan riang dan senang ini sangat berguna dalam melakukan olahraga, karena bisa mempengaruhi kegiatan olah raga secara keseluruhan.
Badan akan merasakan kesegaran, baik karena efek dari luar seperti sinar matahari, udara pagi yang masih bersih, maupun kesegaran karena efek dari dalam hati, riang, senang..klop dah..
Baca juga : Yuk Sambil Sarungan
Cara Mudah Mengatasi Kehabisan Ide Menulis
Sembilan menit berlalu, semangat masih menyala, melangkahkan kaki dengan kuat,..
Tapi tiba-tiba..kaki merasakan sesuatu yang tidak wajar, seperti menyentuh, menekan dan menginjak sesuatu yang...
Ahh..hati yang tadinya riang..langsung semburat, buyar..berantakan..mulailah perasaan jengkel, kesal, jijik, dan perasaan jelek lainnya kompak mengeroyok menggerogoti keriangan sesaat tadi..
Kaki yang tadi seakan menari diatas embun pagi, sekarang mulai lupa akan sejuk basahnya embun..karena seonggok kotoran yang tak tahu aturan, menghalangi langkah kaki, bahkan dengan berani masuk di sela-sela jari..hweekk..
Nah, bisa dibayangkan, ekpektasi raga akan memperoleh kebugaran dan kesehatan di awal hari, gagal total, hanya karena sesuatu yang bikin hati terusik..
Huhh..sebal..
Terus apa maksud dari tulisan ini, curhat kah..
Terserah kalau dibilang curhat, tapi hal yang lebih penting yang bisa disampaikan adalah bahwa, sebenarnya penguasa diri ini, yang mengontrol dan memimpin raga ini adalah segumpal daging yang bernama "Hati"..
Kalau baik hati ini, baik pula seluruh tubuh, pun sebaliknya..
Olah raga yang saya lakukan tadi seakan sudah tak berguna lagi, semangat hilang, hati yang sebelumnya riang menjadi sedikit garang..
Padahal, bisa saja saya melakukan hal kecil yang "baik", yang bisa meng-counter jeleknya hati tadi, seperti misalnya, turun ke kali membersihkan kaki, sambil dipaksa menanam perkataan baik, "ahh..gak papa, nanti dirumah dibersihin lagi" kemudian melanjutkan jalan kaki..
Tapi itu tidak saya lakukan, oleh karena hati ini sudah memerintahkan, memberi komando untuk menghentikan semuanya.."sudah..sudah..selesai!!"
Ya sudah..beneran sudah selesai..
Makanya, "Hati-hati dengan isi hati, kalau gak hati-hati, bisa jadi..sakit hati"
Ada baiknya mencermati sebuah lagu nasyid yang kadang di nyanyikan oleh
AA Gym dalam dakwahnya, :
"Jagalah hati..
Jangan kau nodai..
Jagalah hati..
Lentera hidup ini"
Kalau bermanfaat, silahkan share tulisan ini..
Rutinitas yang sebelumnya membosankan, belakangan kembali menjadi pemacu semangat pagi hari.
Berjalan di sepanjang hamparan rumput, tanpa alas kaki, sandal ataupun sepatu, pemanasan sekedarnya, beberapa menit kemudian jalan kaki di atas rumput yang berembun, dimulai jam 07.20.
Sambil bernyanyi kecil, ditemani sinar hangat mentari pagi, terasa riang juga hati ini melangkahkan kaki satu demi satu.
Perasaan riang dan senang ini sangat berguna dalam melakukan olahraga, karena bisa mempengaruhi kegiatan olah raga secara keseluruhan.
Badan akan merasakan kesegaran, baik karena efek dari luar seperti sinar matahari, udara pagi yang masih bersih, maupun kesegaran karena efek dari dalam hati, riang, senang..klop dah..
Baca juga : Yuk Sambil Sarungan
Cara Mudah Mengatasi Kehabisan Ide Menulis
Sembilan menit berlalu, semangat masih menyala, melangkahkan kaki dengan kuat,..
Tapi tiba-tiba..kaki merasakan sesuatu yang tidak wajar, seperti menyentuh, menekan dan menginjak sesuatu yang...
Ahh..hati yang tadinya riang..langsung semburat, buyar..berantakan..mulailah perasaan jengkel, kesal, jijik, dan perasaan jelek lainnya kompak mengeroyok menggerogoti keriangan sesaat tadi..
Kaki yang tadi seakan menari diatas embun pagi, sekarang mulai lupa akan sejuk basahnya embun..karena seonggok kotoran yang tak tahu aturan, menghalangi langkah kaki, bahkan dengan berani masuk di sela-sela jari..hweekk..
Nah, bisa dibayangkan, ekpektasi raga akan memperoleh kebugaran dan kesehatan di awal hari, gagal total, hanya karena sesuatu yang bikin hati terusik..
Huhh..sebal..
Terus apa maksud dari tulisan ini, curhat kah..
Terserah kalau dibilang curhat, tapi hal yang lebih penting yang bisa disampaikan adalah bahwa, sebenarnya penguasa diri ini, yang mengontrol dan memimpin raga ini adalah segumpal daging yang bernama "Hati"..
Kalau baik hati ini, baik pula seluruh tubuh, pun sebaliknya..
Olah raga yang saya lakukan tadi seakan sudah tak berguna lagi, semangat hilang, hati yang sebelumnya riang menjadi sedikit garang..
Padahal, bisa saja saya melakukan hal kecil yang "baik", yang bisa meng-counter jeleknya hati tadi, seperti misalnya, turun ke kali membersihkan kaki, sambil dipaksa menanam perkataan baik, "ahh..gak papa, nanti dirumah dibersihin lagi" kemudian melanjutkan jalan kaki..
Tapi itu tidak saya lakukan, oleh karena hati ini sudah memerintahkan, memberi komando untuk menghentikan semuanya.."sudah..sudah..selesai!!"
Ya sudah..beneran sudah selesai..
Makanya, "Hati-hati dengan isi hati, kalau gak hati-hati, bisa jadi..sakit hati"
Ada baiknya mencermati sebuah lagu nasyid yang kadang di nyanyikan oleh
AA Gym dalam dakwahnya, :
"Jagalah hati..
Jangan kau nodai..
Jagalah hati..
Lentera hidup ini"
Kalau bermanfaat, silahkan share tulisan ini..
Belum ada Komentar untuk "Segumpal Daging Itu Adalah..."
Posting Komentar